Maaf ni baru bahas sekarang, aku mau cerita tentang malam tahun baru aku kali ini. Menurutku malam tahun baru kali ini sangat berbeda dengan malam tahun baru lainnya. Bukan karena ada kejadian special atau apapunlah, tapi karena malam tahun baru ku kali ini sedikit dibumbui dengan hal mistis. Aku menghabiskan malam tahun baru kali ini hanya dirumah saja. Dengan ditemani notebook yang terkoneksi ke internet, dan tv yang menyala aku menghabiskan malam tahun baru kali ini. Awalnya saat aku lihat jam sudah menunjukan pukul 23.00 WIB, saat itu aku merasa ingin pergi ke kamar mandi. Akupun pergi ke kamar mandi, saat di dalam kamar mandi aku mendengar suara seperti ada seseorang yang memukul-mukul kasur. "Dums... Dums... Dums... Dums...". Suara itu terdengar jelas oleh telinga ku, akupun berpikir mungkin itu ayah ku. Tapi setauku, ayah ku yang tadi sedang menonton sepak bola sudah tertidur. Lalu aku berpikir lagi mungkin juga itu suara kembang api, anehnya suara itu terdengar dekat sekali dengan kamar mandi ku, bukan dari luar rumah ku. Suara itu terus terdengar jelas, akupun akhirnya keluar dari kamar mandi dan memeriksa suara apa dan siapakah yang melakukan hal itu? Ternyata apa yang aku temukan? Suara itu menhilang dalam sekejap, setelah aku keluar dari kamar mandi dan alhasil tidak menemukan siapa yang melakukan hal itu. Sedangkan ayah, ibu, dan adik-adik ku sudah tertidur dan aku sangat merasa ketakutan, mungkin ini terguran dari Allah SWT karena aku melalaikan shalat isya. Saat pagi hari aku baru sadar dipojok tembok kamar ku ada...
Perhatikan baik-baik dibagian pojok tembok, sekarang tergantung kalian mau anggap cerita ku bohong atau benar. Samapai sekarang aku bertanya-tanya siapa yang membuatnya? dan mengapa sampai hari ini bentuk gambar itu masih ada di tembok kamar ku.
Asthagfirullah...
Minggu, 01 Januari 2012
Story of Love in Senior High School - part 3
"Ciee jams, lagi pdkt sama Fia ni."
"Hahaha... Gak mungkinlah Adz."
"Ya bener, enggak pdkt ko."
"Ah masa? Cie cie cie."
"Gak boleh gitu Adz, nanti yang punya marah."
"Masa sih? Gak usah dipikirin jams, rebut aja."
"Hahaha... Apasih Adz?"
"Ya udah, salam kenal ya Fia. Aku Fardan James."
"Salam kenal juga, aku Fia."
"Cihey yang lagi pdkt. Hahaha..."
Malam ini terasa sangat indah, karena bisa berbincang-bincang dengan Fia. Keesokan harinya ada sebuah message dari seseorang yang tak ku kenal, ternyata orang itu kekasihnya Fia. Dia bilang kepada ku untuk tidak mendekati kekasihnya lagi, spontan membuat ku kaget. Akupun meminta maaf kepadanya karena merasa tidak enak dengannya. Setelah kejadian itu, aku dihapus dari friend list Fia oleh kekasihnya itu. Aku berpikir mungkin itu memang salah ku, sehingga kekasihnya mengira hal yang bukan-bukan kepada ku. Saat masuk sekolah Adz menyebarkan berita gosip bahwa aku sedang pdkt dengan Fia, spontan teman-temanku jika melihat Fia lewat dekat kami pasti akan meledek kita berdua. Semua ledekan teman-teman bahwa aku menyukai Fia makin menjad-jadi, saat aku dan Fia secara tidak sengaja dikelompokam dalam sebuah kelompok yang akan mengisi sebuah acara di salah satu sekolah dasar. Saat pembagian tugas, aku ternyata harus betugas sebagai pembahas materi tentang Palestina bersama Il, Fia, Has. Awalnya aku kaget dan perasaan ku sangat tegang, karena bisa bertugas bersama Fia. Tapi aku sangat merasa senang bisa bertugas dengannya. Tidak cuma dengan Fia, Aku juga senang bisa bertugas bersama dengan Il, Has, dan teman-teman lainnya.
"Hahaha... Gak mungkinlah Adz."
"Ya bener, enggak pdkt ko."
"Ah masa? Cie cie cie."
"Gak boleh gitu Adz, nanti yang punya marah."
"Masa sih? Gak usah dipikirin jams, rebut aja."
"Hahaha... Apasih Adz?"
"Ya udah, salam kenal ya Fia. Aku Fardan James."
"Salam kenal juga, aku Fia."
"Cihey yang lagi pdkt. Hahaha..."
Malam ini terasa sangat indah, karena bisa berbincang-bincang dengan Fia. Keesokan harinya ada sebuah message dari seseorang yang tak ku kenal, ternyata orang itu kekasihnya Fia. Dia bilang kepada ku untuk tidak mendekati kekasihnya lagi, spontan membuat ku kaget. Akupun meminta maaf kepadanya karena merasa tidak enak dengannya. Setelah kejadian itu, aku dihapus dari friend list Fia oleh kekasihnya itu. Aku berpikir mungkin itu memang salah ku, sehingga kekasihnya mengira hal yang bukan-bukan kepada ku. Saat masuk sekolah Adz menyebarkan berita gosip bahwa aku sedang pdkt dengan Fia, spontan teman-temanku jika melihat Fia lewat dekat kami pasti akan meledek kita berdua. Semua ledekan teman-teman bahwa aku menyukai Fia makin menjad-jadi, saat aku dan Fia secara tidak sengaja dikelompokam dalam sebuah kelompok yang akan mengisi sebuah acara di salah satu sekolah dasar. Saat pembagian tugas, aku ternyata harus betugas sebagai pembahas materi tentang Palestina bersama Il, Fia, Has. Awalnya aku kaget dan perasaan ku sangat tegang, karena bisa bertugas bersama Fia. Tapi aku sangat merasa senang bisa bertugas dengannya. Tidak cuma dengan Fia, Aku juga senang bisa bertugas bersama dengan Il, Has, dan teman-teman lainnya.
Faktanya...
Faktanya...
89,99% orang Indonesia kalau dengar suara adzan selalu dihiraukan, tapi denger suara handphone bunyi woow!
langsung diambil. Baca Al-Qur'an kaya orang mengeja, tapi kalau baca sms buseett lancar banget dah. Beli pulsa? siapa takut! tapi kalau sedekah, katanya kantong sekarat. Pegang tasbih 1x dalam 1 tahun, tapi kalau handphone dipegang selalu, bahkan sampai tidurpun dibawa-bawa. Asthagfirullah...
89,99% orang Indonesia kalau dengar suara adzan selalu dihiraukan, tapi denger suara handphone bunyi woow!
langsung diambil. Baca Al-Qur'an kaya orang mengeja, tapi kalau baca sms buseett lancar banget dah. Beli pulsa? siapa takut! tapi kalau sedekah, katanya kantong sekarat. Pegang tasbih 1x dalam 1 tahun, tapi kalau handphone dipegang selalu, bahkan sampai tidurpun dibawa-bawa. Asthagfirullah...
Jumat, 30 Desember 2011
Kehilangan...
Adikku...
Dahulu kau bagaikan malaikat
Kau buat hidupku menjadi indah
Dahulu kita sering berbagi suka maupun duka...
Adikku...
Sekarang kau telah tiada
Sekarang kau telah tiada
Tiada tempat untuk ku berteduh diri lagi
Sekarang kau hanya tinggal kenangan...
Minggu, 25 Desember 2011
Story of Love in Senior High School - part 2
Rutinitas bersekolah seperti biasapun aku jalani, dengan sedikit rasa kecewa karena tidak bisa menemukan wanita itu disekolah. Suatu ketika, temanku mempunyai ide untuk membuat sebuah grup di salah satu social network. Nama grup itu "First~Generation", mengapa dinamakan seperti itu karena kita itu sebenarnya baru angkatan pertama disekolah ini. Awalnya grup ini hanya berisi para pria, namun lambat laun admin grup mengundang juga para kaum wanita untuk bergabung dalam grup ini.Tidak butuh waktu lama, jumlah anggota grup inipun semakin banyak. Ketika aku melihat-lihat siapa saja anggota barunya, ada satu akun yang dimiliki seorang wanita yang foto akun tersebut mirip dengan wanita yang waktu itu aku lihat saat MOS. Tanpa berlama-lama aku langsung add akun tersebut, dan kebetulan tidak butuh waktu lama akun ku sudah diconfrim olehnya. Tentu kesempatan ini tidak aku buang sia-sia, aku manfaatkaan untuk berkenalan dengan dirinya. Akhirnya Allah swt mengizinkan diriku untuk bisa berbincang-bincang dengan dirinya, walau hanya melalui social network:
"Makasih, udah diconfrim. Siapa?"
"Sama-sama, aku Fia. Kamu?"
"Jams, kamu sekolah di UQ ya?"
"Kok tau? hahaha ya, kamu jugakan?"
"Ya, kamu itu yang kata Bu Ia ke Belanda itu ya?"
"Owh bukan, yang ke Belanda itu namanya Mira."
"Emm... Tapi, aku tidak pernah lihat kamu ya saat MOS?"
"Hahaha... Kamu tidak lihat aku? itu wajar, karena aku pulang saat MOS."
"Hah? pulang? kenapa?"
"Soalnya waktu itu aku lagi terkena penyakit cacar yang mengharuskanku pulang."
Secara mengejutkan, tiba-tiba Adz ikut-ikutan komentar saat aku berbincang-bincang dengan Fia...
"Makasih, udah diconfrim. Siapa?"
"Sama-sama, aku Fia. Kamu?"
"Jams, kamu sekolah di UQ ya?"
"Kok tau? hahaha ya, kamu jugakan?"
"Ya, kamu itu yang kata Bu Ia ke Belanda itu ya?"
"Owh bukan, yang ke Belanda itu namanya Mira."
"Emm... Tapi, aku tidak pernah lihat kamu ya saat MOS?"
"Hahaha... Kamu tidak lihat aku? itu wajar, karena aku pulang saat MOS."
"Hah? pulang? kenapa?"
"Soalnya waktu itu aku lagi terkena penyakit cacar yang mengharuskanku pulang."
Secara mengejutkan, tiba-tiba Adz ikut-ikutan komentar saat aku berbincang-bincang dengan Fia...
Renungan Hati...
1. Yang singakt itu "WAKTU"
2. Yang dekat itu "TEMAN & MATI"
3. Yang besar itu "NAFSU"
4. Yang berat itu "AMANAH"
5. Yang sulit itu "IKHLAS"
6. Yang mudah itu "BERBUAT DOSA"
7 Yang abadi itu "AMAL KEBAJIKAN"
8. Yang di investigasi itu "AMAL PERBUATAN"
9. Yang di audit itu "APA YANG KITA MILIKI"
Tetapi, yang terindah itu jika kita mau & bisa "SALING MEMAAFKAN" untuk mendapatkan berkah sebenarnya...
2. Yang dekat itu "TEMAN & MATI"
3. Yang besar itu "NAFSU"
4. Yang berat itu "AMANAH"
5. Yang sulit itu "IKHLAS"
6. Yang mudah itu "BERBUAT DOSA"
7 Yang abadi itu "AMAL KEBAJIKAN"
8. Yang di investigasi itu "AMAL PERBUATAN"
9. Yang di audit itu "APA YANG KITA MILIKI"
Tetapi, yang terindah itu jika kita mau & bisa "SALING MEMAAFKAN" untuk mendapatkan berkah sebenarnya...
Jumat, 23 Desember 2011
Seandainya...
Seandainya Al-Qur'an bisa bicara, pasti ia akan berkata:
"Waktu kau masih anak-anak, kau bagaikan teman sejatiku. Dengan wudhu kau sentuh aku, dalam keadaan suci kau pegang aku, kau baca aku dengan lirih dan keras. Sekarang kau telah dewasa dan nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. Apakah aku bacaan yang usang? Sekarang kau simpan aku dengan rapi, kau biarkan aku sendiri. Akupun menjadi kusam dalam sebuah lemari, berlapis debu dimakan kutu, kumohon penganglah aku lagi. Bacalah aku setiap hari, karena aku akan menjadi penerang dalam kuburmu..."
"Waktu kau masih anak-anak, kau bagaikan teman sejatiku. Dengan wudhu kau sentuh aku, dalam keadaan suci kau pegang aku, kau baca aku dengan lirih dan keras. Sekarang kau telah dewasa dan nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. Apakah aku bacaan yang usang? Sekarang kau simpan aku dengan rapi, kau biarkan aku sendiri. Akupun menjadi kusam dalam sebuah lemari, berlapis debu dimakan kutu, kumohon penganglah aku lagi. Bacalah aku setiap hari, karena aku akan menjadi penerang dalam kuburmu..."
Langganan:
Postingan (Atom)